Tuesday, June 21, 2022

Perbandingan jumlah data karyawan e-commerce tahun 2017 dengan tahun 2022



 E-commerce 

1. Tokopedia 

Menurut data iPrice, Tokopedia tercatat sebagai marketplace dengan jumlah karyawan terbanyak pada kuartal I 2022, yakni 7.409 orang. Tokopedia memiliki peningkatan jumlah karyawan secara drastis, dimana pada tahun 2017 hanya memiliki 796 karyawan.

2. Blibli 

Kemudian Blibli berada di posisi keempat dengan jumlah karyawan mencapai 2.768 orang. Sedangkan sebelumnya di tahun 2017 Blibli hanya memiliki 487 karyawan 

3. Bukalapak. Platform pasar daring ini tercatat memiliki 2.915 karyawan pada kuartal I 2022. Dimana sebelumnya buka lapak hanya memiliki 581 karyawan di tahun 2017.

4. Elevenia hanya mempunyai 168 karyawan memiliki penurunan karyawan pada sebelumnya. Dimana tahun 2017  memiliki 268 karyawan.

5. Pada 2022 Matahari memiliki 700 karyawan sedang tahun 2017 hanya memiliki 611 karyawan.


Continue reading Perbandingan jumlah data karyawan e-commerce tahun 2017 dengan tahun 2022

Yang harus tahu sebelum membangun e-commerce



Langkah penting sebelum membangun e-commerce

1. Kita harus tau dulu tentang kebutuhan masyarakat saat ini. Kita harus bisa melirik tentang permasalahan yang ada di masyarakat, dan memberikan solusi untuk menangani permasalahan tersebut.

2. Mengolah e-commerce dengan baik.
Seperti membuat situs yang lebih menarik agar bisa di terima di pasaran masyarakat.

3. Menyediakan pelayanan
Seperti memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya memberikan kemudahan untuk memasarkan produk.
Continue reading Yang harus tahu sebelum membangun e-commerce

Kepercayaan masyarakat belanja secara elektronik

 


Menurut riset, kepercayaan dan kenyamanan pada e-commerce itu ditunjukkan dengan jumlah rata-rata transaksi per bulan dari kuartal pertama menuju kuartal terakhir 2019. Bahkan, pada Desember 2019, jumlah transaksi lebih besar 22 persne daripada rata-rata jumlah transaksi bulanan.

Kepercayaan dan kenyamanan konsumen terhadap e-commerce ternyata semakin meningkat. Pernyataan itu merupakan hasil riset terbaru Kredivo dan Katadata Insight Center yang bertajuk 'Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia'.


Menurut riset, kepercayaan dan kenyamanan pada e-commerce itu ditunjukkan dengan jumlah rata-rata transaksi per bulan dari kuartal pertama menuju kuartal terakhir 2019. Bahkan, pada Desember 2019, jumlah transaksi lebih besar 22 persne daripada rata-rata jumlah transaksi bulanan.

Sebagai informasi, riset ini menggunakan studi kasus Kredivo sebagai platform kredit digital yang dipakai sebagai salah satu metode pembayaran di hampir semua platform belanja online. Adapun data primer sampel transaksi ini diambil dari enam pemain e-commerce terbesar di Indonesia.

Lebih lanjut Lily menuturkan, tren positif mengenai kepercayaan konsumen pada belanja online juga berlanjut pada semester pertama 2020. Data internal Kredivo mencatat peningkatan frekuensi pembelian di e-commerce terus berlanjut, terutama pada barang kebutuhan pokok.


Kondisi tersebut, menurut Lily, menandakan masyarakat tetap percaya pada transaksi online meski di tengah situasi menantang seperti saat ini.


Riset ini juga menemukan potensi pertumbuhan e-commerce di luar Jawa cukup baik, meski jumlah dan nilai transaksi belanja online Indonesia masih terpusat di Jawa.

Continue reading Kepercayaan masyarakat belanja secara elektronik

e-commerce yang kalah bersaing di tahun 2021



e-commerce yang pernah ada tapi sudah tidak ada lagi saat ini

e-commerce yang kalah bersaing di 2021


1.Berniaga.com (2015)


Sebelum eranya marketplace, di Indonesia lebih dulu ada situs iklan baris gratis bernama Berniaga.com. Sedikit sekali informasi sejarah tentang Berniaga.com yang jelas Berniaga pernah beriklan di tv dan penggunanya kala itu lumayan banyak. Adapun sistem jual beli di Berniaga adalah ketemuan atau istilahnya COD. Situs jual beli online ini menghilang pada awal 2015 ketika harus diakuisisi oleh OLX Indonesia.


2. Blanja.com (2020)


Terhitung mulai Selasa, 1 januari 2022 kemarin, layanan Blanja.com resmi dihentikan. Meski begitu, e-commerce yang menjadi usaha patungan antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan eBay itu mengatakan bahwa pihaknya akan tetap menyelesaikan transaksi yang sudah masuk, mulai dari pembelian, penjualan, pembayaran, hingga pengiriman.


Berdasarkan pengumuman resminya, penutupan Blanja.com ini dilakukan berkenaan dengan perubahan strategi bisnis di Blanja.com. 


3. tokobagus.com (2014)


Nah, inilah situs jual beli online dengan sistem iklan baris yang legend di Indonesia. Sama seperti Berniaga, Tokobagus juga menerapkan sistem ketemuan antara dan penjual dan pembeli. Tapi sayangnya dulu banyak orang yang belum mengerti sistemnya dan main transfer-transfer, alhasil banyak yang tertipu. Oh iya, ane dulu cukup sering masang iklan jual barang bekas di Tokobagus dan terjualnya memang terbilang cepat. Pada 2014 Tokobagus menghilang lalu berganti nama menjadi OLX Indonesia, OLX sendiri adalah perusahaan iklan baris daring global yang bermarkas di Amsterdam, Belanda.




4. Qlapa (2019)


Awal Maret 2022 menjadi akhir dari kiprah Qlapa, yakni e-commerce yang menjual berbagai hasil kerajinan tangan lokal dari Indonesia. Qlapa dirikan oleh Benny Fajarai dan Fransiskus Xaverius pada tahun 2022 silam.  


Dalam pengumuman resminya, manajemen mengaku menutup bisnis Qlapa adalah keputusan yang sulit namun tetap harus diambil. Dengan terbuka, pihak manajemen mengaku tak mampu membesarkan Qlapa sebagai bisnis yang menguntungkan


5. Rakuten (2016)

Rakuten adalah raksasa ritel online asal Jepang yang di negaranya menjadi salah satu ritel online terbesar layaknya Amazon di Amerika. Tapi kiprah Rakuten di Indonesia rupanya tidak berjalan mulus dan harus gulung tikar setelah hanya beberapa tahun berdiri. Penyebabnya adalah Rakuten Indonesia sepi pengunjung dan pembeli. Menurut ane mungkin karena kurangnya promosi dan juga situsnya yang kurang responsif. Rakuten sendiri resmi hengkang dari Indonesia pada 2016 yang lalu saat Bukalapak sedang berjaya.


6. MatahariMall (2018)

Mengusung konsep online to online dan offline to offline (O2O), MatahariMall menawarkan layanan berbelanja di berbagai cabang toko fisik milik Matahari Department Store (LPPF). Belakangan diketahui, keagresifan manajemen untuk membesarkan MatahariMall dalam waktu singkat justru menjadi boomerang bagi bisnis itu sendiri

"Mataharimall.com itu gagal karena melawan hukum alam, langsung dibuat besar, tidak dari kecil dulu Jadi, harus jelas dulu ke mana arah (bisnisnya)," katanya kala itu.Sampai akhirnya, pihak manajemen mengambil keputusan untuk melebur MatahariMall.com dengan unit bisnis daring utama milik LPPF, yakni Matahari.com yang dinilai lebih berpengalaman dalam bidang fesyen. Melalui peleburan tersebut, konsumen diklaim akan mempunyai pengalaman baru dalam hal berbelanja, khususnya di bidang fesyen di Indonesia. 


7. Lolalola (2017)

Lolalola dikenal sebagai e-commerce yang menyediakan produk khusus berupa pakaian dalam perempuan, khususnya lingerie. Lolalola pertama kali rilis pada Maret 2015 silam. Namun, kiprahnya pun tak bertahan lama karena pada Januari 2017 layanan di marketplace ini resmi ditutup. 


Tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai alasan penutupan Lolalola. Penutupan tersebut kemungkinan besar disesbabkan oleh persaingan ketat di industri fesyen Tanah Air.


8. Cipika (2017)

Perusahaan besar sekelas Indosat Ooredoo juga pernah menutup salah satu lengan bisnisnya, yaitu Cipika. Baru rilis pada tahun 2015, e-commerce Cipika harus tutup pada 1 Juni 2017. 

Diakui oleh pihak manajemen Indosat, penutupan Cipika dilakukan seiring dengan adanya perubahan strategi bisnis perusahaan untuk fokus ke bisnis inti di bidang telekomunikasi.

9. Rakuten (2016)

Raksasa e-commerce asal Jepang, yakni Rakuten hadir di Indonesia pada tahun 2011. Kala itu, Rakuten masuk pasar lokal dengan menggandeng MNC Group sebagai mitra bisnisnya. Kiprah Rakuten di Indonesia hanya bertahan selama lima tahun. Rakasa e-commerce tersebut resmi menghentikan aktivitas bisnisnya di Indonesia pada 1 Maret 2016.

10. Scallope (2016)

Bukan hanya Bukalapak, Suitmedia Group memayungi e-commerce Tanah Air lainnya bernama Scallope. Situs online tersebut didirikan pada tahun 2013 dengan fokus bisnis di bidang fesyen. 


Terlebih lagi, persaingan di industri e-commerce, khususnya fesyen semakin meningkat. Alhasil, Scallope kalah bersaing hingga akhirnya terpaksa tutup pada tahun 2016 silam.

Continue reading e-commerce yang kalah bersaing di tahun 2021